oleh

Wali Kota Bogor Akan Bangun Trem

Akhir pekan lalu, Menteri BUMN Erick Thohir bertemu Wali Kota Bogor Bima Arya dan dalam kesempatan itu, Bima mempresentasikan rencana pembangunan trem sebagai moda transportasi penyambung kereta ringan light rail transit (LRT).

Erick dalam sambutannya menyebut pembangunan pascapandemi Covid-19 sama pentingnya dengan penanganan penanggulangan Covid-19 dan untuk itu, Erick pun mengapresiasi langkah Pemkot Bogor dalam merencanakan pembangunan trem untuk menunjang hadirnya LRT dalam beberapa tahun mendatang.

“Kadang kadang kita terjebak Covid saja padahal pascacovid itu penting. Pascacovid adalah pembangunan infrastruktur ekonomi dan juga kesehatan,” kata Erick, di Balai Kota Bogor, Sabtu kemarin (11/9/2021).

Ia menilai, Kota Bogor dengan Jakarta sangat berkaitan, tidak hanya dari sisi ketergantungan ekonomi tetapi juga dari sisi commuter atau perputaran orang. Dengan demikian, bagaimana nantinya transportasi terpadu ini bisa mendukung ekonomi dan dari sisi pergerakan orangnya.

Baca Juga  Menhub Tinjau Langsung Pelaksanaan Vaksinasi Massal di Purworejo

“Saya langsung menyambut baik, apalagi kami di kementerian ditugaskan membangun LRT dan saya rasa sudah seyogyanya LRT itu terus bersambung kepada trem yang akan dibangun di Kota Bogor ini. Yang saya rasa hal hal yang signifikan bagaimana infrastruktur ini harus terus dibangun,” tambah Erick.

Wali Kota Bogor, Bima Arya menyebut sudah menyampaikan hasil kajian atau feasibility study (FS) kepada Menteri BUMN. Mulai dari konsep, hingga anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp 1,6 triliun.

Dari hasil paparan tersebut, sambung dia, Menteri BUMN menyarankan agar Bima Arya segera menyampaikan wacana ini ke Presiden RI dan kementerian terkait. Sebab, masih ada dua hal yang harus diselesaikan. Yakni terkait pendanaan dan kelembagaannya.

Baca Juga  Pesilat DKI Jakarta Berhasil Pertahankan Catatan Prestasi di PON XX Papua

“Saya sudah laporkan ke presiden, tinggal dicari waktunya dengan dikoordinasikan dengan menteri terkait supaya bisa segera disepakati model pendanaannya. Itu yang paling penting,” ujar dia.

Kendati demikian, Bima Arya mengatakan ada banyak celah terkait pendanaan. Misalnya, BUMN yang fokus membangun shelter pada Transit Oriented Development (TOD)-nya. Termasuk juga kemungkinan PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang bisa menjadi operatornya.

“Jadi banyak celah lah. Saya dan Pak Erick sudah panjang membicarakan ini dan saya lihat Pak Erick antusias, dan semangat untuk mendorong ini agar bisa dibantu oleh pemerintah pusat dan kementerian terkait,” ucap Bima Arya.

Baca Juga  Gerindra: Pemerintah Disarankan Buka Jalur bagi Pihak yang Ingin Menjadi Relawan COVID

Dia menambahkan, wacana pengadaan trem ini juga sejalan dengan wacana pembangunan Light Rail Transit (LRT) yang akan tembus ke Bogor dari Cibubur. Meski demikian, Bima Arya mengaku belum tahu kapan wacana tersebut bisa terealisasi.

“Pak menteri belum bicara kapannya. Tapi Pak Menteri sampaikan ini progressing. Berprogress lah berproses, untuk lanjut LRT-nya. Karena yang penting kan pendanannya,” ucapnya.

Bima Arya Sugiarto menargetkan, Trem Pakuan bisa direalisasikan sebelum masa jabatannya habis pada 2024. “Ya targetnya paling nggak sebelum saya selesai jadi wali kota, 2024 lah ya. 2024 ini sudah bisa dibangun,” tambah Bima. (*/cr2)

Sumber: aceh.siberindo.co

News Feed